Sikap kita di tengah krisis

Krisis global, sebuah topik yang sedang hangat dibicarakan hampir di semua tempat, tidak saja di Indonesia, namun juga di negara-negara lainnya di seluruh penjuru dunia.

Krisis dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang membahayakan atau mengkhawatirkan. Kondisi seperti ini tentunya dapat membuat kenyamanan kita ‘terganggu’. Keadaan menjadi tidak dapat diprediksi. Demikian pula dengan perusahaan, krisis bisa membuat terjadinya perubahan-perubahan diluar dari yang kita perkirakan sebelumnya. Dan sebagaimana layaknya perubahan, bisa berdampak baik, bisa pula membawa dampak yang kurang baik terhadap para pekerjanya.

Kemudian, apa yang harus kita lakukan? Tentunya dengan melakukan persiapan; siap menghadapi yang terbaik, dan siap juga menghadapi yang terburuk. Intinya, jangan panik!

Dari blog-nya pakdhe Rovicky, disebutkan bahwa ada 3 hal yang harus dilakukan bagi seorang pekerja yang professional, yaitu:

  1. Tidak memaksa – sebagai seorang pekerja, kita punya kemampuan tertentu yang bisa kita tawarkan pada perusahaan, namun hal tsb hendaknya tidak kita jadikan ‘power’, misalnya untuk meminta kenaikan gaji, karena tahu bahwa hanya kita-lah yang sanggup menyelesaikan suatu tugas tertentu.
  2. Tidak mengiba – setiap orang pasti punya kesulitan, namun jangan jadikan kesulitan yang kita hadapi sebagai alasan untuk meminta perlakuan khusus dari perusahaan. Atasan mungkin perlu mengetahui kondisi yang kita hadapi, namun jangan sampai ada unsur-unsur subyektif yang ikut berperan dalam menilai kinerja yang kita hasilkan.
  3. Tidak berjanji – dalam kondisi krisis, tidak mudah untuk mengetahui apa yang bakal terjadi. Kita perlu bersikap iklas dalam menghadapi semuanya, baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Dalam kondisi gagal, sangat mungkin kita akan memaksakan atau mengiba agar janji yang telah kita buat dapat terpenuhi.

Ketenangan memang selalu dibutuhkan, terutama pada masa-masa krisis. Dalam kondisi yang tenang, kita dapat lebih jernih berpikir, mencari alternatif dalam menghadapi berbagai persoalan. Dan sebagai orang yang percaya bahwa masih ada kekuatan Di Atas yang akan mengatur segalanya, kita perlu yakin bahwa kita mampu mengatasinya, karena Tuhan tidak memberikan cobaan diluar batas kemampuan seseorang.

The life must go on.

—————————–

Jika kita mampu menghadapi krisis ini dengan baik, maka Indonesia pun akan bisa berhasil melewatinya. Sama seperti keyakinan Bp. Dahlan Iskan, bos Jawa Pos, bahwa Indonesia akan bisa mengatasi krisis, karena setidaknya kita masih bisa menanam jagung 😀

samar-samar, masih teringat lirik lagu ciptaan Ibu Sud;

Ayo kawan kita bersama,
Menanam jagung di kebun kita…